Thursday, 14 April 2016

Hasil Bahtsul Masail NU Pakistan: Melarang dan Menolak Paham LGBT

Hari Kamis (03/03/2016), hasil Bahtsul Masail Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI-NU) Pakistan telah meralang dan menolak mengakui eksistensi LGBT dan homoseksual di Indonesia.
“Melarang dan menolak paham LGBT di Indonesia dan seluruh gerakan atau propaganda yang membolehkan atau mengakui eksistensi LGBT,” demikian salah satu hasil Bahtsul Masail yang diadakan di Hostel Kampus International  Islamic University (IIU)- Islamabad, Pakistan.
Acara yang dimotori oleh Lajnah Bahtsul Masail (LBM) ini mengangkat tema; “LGBT dalam Bingkai NKRI, Efek dan Penanggulangannya” dengan menghadirkan narasumber, Rois Syuriah PCI-NU Pakistan H. Ikmal Toha dan H. Hendro Risbiyantoro.
Kedua narasumber menyampaikan presentasi tentang LGBT dan perkembangannya di Indonesia dari waktu ke waktu. Sudut pandang terhadap LGBT yang dilihat oleh kedua narasumber sangat komprehensif yaitu dari berbagai aspek mulai agama, budaya, sosial dan psikologi sehingga dirasa cukup untuk merumuskan hasil dari Bahtsul Masail.
“Para pendukung dan pelaku LGBT di Indonesia yang kerap berlindung di baju HAM dan kebebasan tidak bisa dijadikan alasan yang kuat untuk melegalkan gerakan ini,” ujar kedua narasumber sepakat. Lebih lanjut disampaikan bahwa ilegalitas tersebut disebabkan karena LGBT bertentangan dengan agama, budaya, bahkan fitrah manusia itu sendiri sebagai mahkluk yang diciptakan berpasang-pasangan dan bukan untuk menyukai sesama jenis. Setelah berlangsungnya dialog yang cukup lama dengan menyetir landasan dalil dari qaul ulama dalam beberapa kitab klasik, akhirnya semua peserta Bahtsul Masail sepakat untuk melarang dan menolak LGBT baik propanda serta segala aktivitasnya di Indonesia.
Acara ini diselenggarakan terkait polemik yang saat ini tengah ramai dibicarakan di Indonesia yaitu LGBT dan homoseksual.
Bahtsul Masail adalah tradisi kalangan NU membahas masalah-masalah kekinian yang berkembang di masyarakat dengan berpedoman pada Al Quran, Hadits dan kitab-kitab para ulama.
Acara yang bertepatan dengan dimulainya musim semi di Pakistan berlangsung lancar dan khidmat. Para peserta yang hadir terlihat semangat dan antusias dalam menyimak setiap argumentasi dan perdebatan yang mengemuka terkait masalah ini.
Berikut beberapa poin penting hasil Bahtsul Masail PCINU Pakistan terkait LGBT adalah;
Pertama, melarang dan menolak paham LGBT di Indonesia dan seluruh gerakan atau propaganda yang membolehkan atau mengakui eksistensi LGBT.
Kedua, perlunya sosialisasi yang massif kepada seluruh masyarakat Indonesia akan bahaya LGBT bagi masyarakat Indonesia dan generasi penerus bangsa.
Ketiga, menyuarakan ketidaksetujuan akan LGBT di Indonesia dengan menyebarkan tulisan kontra LGBT di media cetak maupun elektronik.
Keempat, menguatkan pemahaman agama di lingkungan masyarakat.
Kelima, mendukung sikap tegas pemerintah mengenai pelarangan masalah ini.
Keenam, mengadakan pendekatan-pendekatan khusus kepada orang-orang yang terkena penyakit ini supaya kembali kepada fitrahnya.
Acara ikut dihadiri oleh Ketua Mahasiswa Indonesia di Pakistan (PPMI), ketua PCI-Muhammadiyah dan seluruh warga Nahdliyin di Pakistan ditutup oleh tausiah dari Rois Syuriah PCI-NU, H. Ikmal Toha.
“Berada jauh dari tanah air, bukan alasan untuk tidak dapat memberikan kontribusi bagi masalah yang dialami oleh bangsa,” tegasnya.
“Mencurahkan pemikiran untuk memberikan penerangan terhadap hal yang tidak sesuai dengan norma dan nilai agama adalah tugas kita semua,”  ujar Syuriah PCI-NU Pakistan. (Ahmad Dzikri Alhikam)

No comments:

Post a Comment